Jumat, 20 April 2018

PENGATURAN BERAT BADAN PADA ATLET


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Tercapainya keberhasilan pembangunan terletak pada tersedianya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi. Salah satu upaya peningkatan kualitas manusia adalah dengan cara pembinaan dan pengembangan olahraga yang ditujukan untuk peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat, pemupukan watak, disiplin dan sportivitas serta pengembangan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan rasa kebangsaan Indonesia. Berbagai jenis olahraga yang telah membawa harum nama Indonesia baik di tingkat nasional, regional maupun tingkat internasional diantaranya olahraga badminton, dayung, angkat berat, dll.
Prestasi olahraga dapat ditingkatkan melalui Pengetahuan gizi khususnya tentang pengaturan berat badan pada atlet  untuk atlet,karena memberikan beberapa keuntungan bagi atlet tersebut antara lain: Memberikan pengetahuan tentang makanan yang dapat mencapai atau mempertahankan kondisi tubuh yang telah diperoleh dalam latihan,Memberikan makanan yang dapat menyediakan energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga,Menentukan bentuk makanan dan frekwensi makan yang tepat pada waktu latihan intensif sebelum, selama dan sesudah pertandingan,Menggunakan prinsip gizi dalam menurunkan dan menaikkan berat badan sesuai yang diinginkan,Menggunakan prinsip gizi untuk mengembangkan atau membuat rencana diet individu sesuai dengan aturan tubuh, keadaan fisiologi dan metabolismenya serta mempertimbangkan selera serta kebiasaan dan daya cerna atlet, Kecukupan nutrisi optimal pada olahragawan adalah karbohidrat sebesar 60-70% dari total energi, protein 12-15%, sisanya didapatkan dari lemak. Vitamin dan mineral mempunyai peran dalam meningkatkan kemampuan fisik atlet terutama pada saat latihan dan pertandingan .

Keperluan mengembangkan metode yang aman dan efektif untuk menurunkan berat badan (BB) , menambah BB dan memelihara BB ideal menjadi kepentingan Atlet. Pelatih dan petugas-petugas Kesehatan.Banyak Atlet yang bermasalah dengan Berat Badan dan lemak tubuhnya, biasanya didorong oleh Pelatih, teman-teman sekelompok dan orang tuanya untuk mendapatkan Berat Badan atau komposisi tubuh yang sesuai. Pengaturan Berat Badan hendaknya difokuskan kepada komposisi tubuh, bukan kepada Berat Badan, oleh karena untuk Atlet-atlet perorangan tidak ada standar untuk Berat Badan maupun lemak tubuhnya. Karakteristik fisik Atlet-atlet yang sukses bervariasi luas antar cabang maupun dalam cabang itu sendiri (Wilmore 1983).
Pengukuran ini berguna sebagai patokan untuk kelompok-kelompok Atlet, tetapi tidak perlu berlaku secara individual. Perlu ditekankan bahwa olahragawan dan olahragwati adalah rawan terhadap praktek-praktek pengaturan BB yang hanya ditujukan untuk mendapatkan BB target yang serinmg tidak realistik dan berpengaruh buruk terhadap proses-proses fisiologi, kesehatan dan penampilannya.
Atlet yang kegemukan dan pelatih sering rawan terhadap ide yang salah mengenai penurunan berat badan (BB) dan diet seperti sebagian besar masyarakat. Penurunan BB yang tidak wajar menyebabkan hilangnya jaringan otot (“Lean tissue”) yang akan menurunkan penampilan atlet. Oleh karena itu penting untuk mendidik atlet agar mengerti prinsip penurunan BB yang efektif dan wajar.
Secara umum penurunan lemak tubuh lebih dibutuhkan atlet daripada penurunan BB. Pada beberapa kasus, lebih baik terjadi penurunan lemak tubuh pada atlet tetapi BB naik dengan meningkatnya massa otot.
Kelebihan Berat Badan (BB) merupakan momok bagi kita terutama wanita, meskipun penyebab dari kelebihan berat badan berawal dari diri kita sendiri yaitu pola hidup kita (terutama pola makan). Hal ini disebabkan makanan yang kita konsumsi melebihi dari kebutuhan kita. Selain dari pola makan kita factor lain yang berpengaruh adalah aktivitas yang kurang, dengan kata lain kita boleh atau bisa saja mengkonsumsi makanan melebihi kebutuhan asalkan di dukung/ditunjang oleh aktivitas yang tinggi (aktif). Sehingga faktor keseimbangan sangat memegang peranan penting. Jumlah konsumsi makanan harus seimbang dengan jumlah aktivitas yang lakukan, sehingga tidak terjadi penumpukan/kelebihan makanan di tubuh kita yang berakibat kenaikan berat badan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengangkat tema dengan judul pengaturan berat badan pada atlet.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang di maksud dengan pengaturan berat badan?
2.      Bagaimana memahami prosedur penurunan berat badan pada atlet?
3.      Bagaimana memahami prosedur penambahan berat badan pada atlet?
C.     TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengatahui pengertian berat badan.
2.      Untuk memahami prosedur penurunan berat badan pada atlet.
3.      Untuk memahami prosedur penambahan berat badan pada atlet.
D.    MAMFAAT
1.      Diharapkan dapat memperluas kajian pengetahuan asupan gizi khususnya pengaturan berat badan pada atlet.
2.      Diharapkan dapat bermamfaat bagi penulis dan pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    PENGERTIAN PENGATURAN BERAT BADAN
Menurut KBBI, pengaturan adalah proses, cara, perbuatan mengatur.sedangkan berat badan adalah ukuran yang lazim atau sering dipakai untuk menilai keadaan suatu gizi manusia.
Menurut Cipto Surono (2000 : 10), “mengatakan bahwa berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun”. Berat badan diukur dengan alat ukur berat badan dengan suatu satuan kilogram. Dengan mengetahui berat badan seseorang maka kita akan dapat memperkirakan tingkat kesehatan atau gizi seseorang.
Jadi pengaturan berat badan adalah  cara mengatur ukuran tubuh sehingga seseorang dapat menilai keadaan gizinya.
B.     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN
1.      Kelebihan makanan
Kegemukan hanya mungkin terjadi terjadi jika terdapat kelebihan makanan dalam tubuh,terutama bahan makanan sumber energy,dengan kata lain jumlah makanan yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh.
2.      Kekurangan aktivitas 
Kegemukan dapat terjadi bukan hanya karena makanan berlebih, tetapi juga karena aktivitas fisik berkurang sehingga terjadi kelebihan energy.



3.      Faktor genetic
Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita sering menjumpai orang tua gemuk cenderung memiliki anak yang gemuk pula.
4.      Pola konsumsi makanan
Pola makanan yang tinggi kalori dan lemak serta rendah serat memicu terjadinya penumpukan lemak di dalam tubuh sehingga menimbulkan berat badan yang berlebihan.
C.     HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN PELATIH DALAM PENGATURAN BERAT BADAN PADA ATLET
1.      Penurunan Berat Badan
 Untuk olahraga-olahraga pada umumnya, lemak tubuh yang rendah dan untuk beberapa cabang olahraga (senam, ballet) BB yang rendah lebih disukai baik dari sudut keindahan maupun penampilan. Olahraga-olahraga yang memberi batas BB dalam kompetisinya misalnya judo, balap kuda, dayung kelas berat-ringan, gulat dan tinju, para Atletnya dapat mempunyai fluktuasi BB yang cukup luas dan berulang-ulang. Kehilangan BB dan peningkatan kembali BB pada Atlet dalam kelompok ini sering terjadi serta terjadinya dan meliputi jumlah perubahan berat badan yang besar.
Sayangnya metoda yang biasa digunakan untuk menurunkan BB, sering secara nutrisi tidak adekuat, tidak efektif dan berpotensi membahayakan. Akibat dari metoda penurunan BB yang tidak tepat adalah cadangan glikogen yang tidak adekuat, kelemahan otot, dehidrasi, mudah tersinggung,anxietas, kelelahan, gangguan pencernasan dan malnutrisi. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya kemampuan aerobik (aerobic power), kecepatan, koordinai, kekuatan, status kesehatan yang jelek, dan pada akhirnya penampilan dan pelaksanaan jadual latihan yang mengecewakan.Dalam beberapa hal, keharusan menurunkan Berat Badan dapat berkembang menjadi kebencian yang bersifat patologis terhadap makanan dan kegemukan dan pada akhirnya gangguan makan.
Pengaruh Penurunan Berat Badan :
a.       Pengaruh Penurunan Berat Badan Cepat
1)      Pengaruh Jangka Pendek
Penurunan Berat badan yang cepat tidak selalu menghasilkan perubahan komposisi tubuh yang dikehendaki. Terjadi kehilangan sejumlah besar air, elektrolit, mineral dan lean body mass (LBM) termasuk protein yang berada dijaringan –jaringan yang bebas lemak, disertai dengan pengurasan cepat glikogen hati dan otot. Untuk setiap kehilangan l gram glikogen selalu disertai dengan kehilangan air sebanyak 2,5 gram.
Oleh karena itu kehilangan 2-3 kg BB dapat terjadi dalam beberapa hari akibat pengurasan glikogen dan dehidrasi. Selama pengurangan energi untuk jangka pendek, kehilangan LBM lebih tinggi dibandingkan dengan kehilangan lemak, termoregulasi.
2)      Pengaruh Jangka Panjang
Selama pengurangan tata-gizi jangka panjang dengan pembatasan ketat asupan energi, asupan CHO yang adekuat untuk menopang latihan dan meminimalkan kehilangan LBM merupakan hal yang krusial. Dalam jangka panjang pengurangan tata-gizi dengan CHO rendah dan pembatasan energi yang terlalu ketat dapat menjurus kerpada kehilangan protein tubuh yang signifikan. Penurunan volume darah dan cairan tubuh disertai dengan kelemahan dan keletihan telah dilaporkjan terjadi pada orang-orang yang membatasi tata-gizi. Amenorrhoe dapat merupakan akibat dari pembatasan asupan energi yang ketat.
b.      Pengaruh Olahraga Terhadap Penurunan Berat Badan
Menurunnya derajat olahdaya (metabolisme) basal merupakan respons adaptif terhadap kelaparan. Secara teori, penambahan latihan akan memperberat pengeluaran energi total yang akan menurunkan olahdaya lebih lanjut (Brownell 1987). Teori ini dapatt menerangkan mengapa banyak Atlet dengan tata-gizi rendah energi tidak berhasil benar dalam menurunkan BB, meskipun pengeluaran energinya tinggi. Untuk Atlet-atlet ini kebutuhan energinya dapat menjadi lebih rendah daripada yang diperkirakan untuk mempertahankan berat badan yang normal, karena tata-gizi mereka ternyata menjadi lebih tinggi daripada kebutuhan yang sesungguhnya.
Besar kehilangan berat badan dan perubahan komposisi tubuhnya adalah proporsional dengan frekuensi, durasi dan intensitas latihannya. Hanya melakukan latihan berat tanpa pembatasan asupan energi, peniurunan berat-badannya hanya sedikit. Tetapi bila dikombinasikan dengan tata-gizi dengan pembatasan asupan energi, hal ini merupakan cara yang paling efektif untuk menurunkan berat badan dengan kehilangan LBM yang minimal. Olahraga merupakan satu dari beberapa faktor yang berkorelasi posisitf dengan keberhasilan memelihara berat badan dalam jangka panjang.


Petunjuk umum untuk penurunan Berat Badan yang disadari (disengaja)
Tujuan program penurunan berat badan adalah untuk menghilangkan lemak,bukan LBM. Idealnya program penurunan berat badan hendaknya disupervisi oleh Ahli Gizi. Mereka dapat memperkirakan Berat badan target atau lemak tubuh, mertencanakan tata-gizi yang secara nutrisi sehat dan memasukkan program perubahan perilaku untuk mengidentifikasi dan menyembuhkan kebiasaan makan yang tidak dikehendaki. Monitoring berat badan dan komposisi tubuh dengan menggunakan ppewngukuran lipatan kulit (skin fold) adalah penting untuk meyakinkan telah terjadinya perubahan yang dikehendaki. Hal ini juga penting untuk Atlet yang menghendaki peningkatan berat badan. Meninmbang berat badan tiap hari biasanya tidak menolong oleh karena adanya fluktuasi berat badan sehari-hari yang cukup besar.
a.       Petunjuk berikut ini hendaknya ditaati bila Atlet ingin menurunkan berat badan secara sadar :
1)      Pengurangan energi hendaknya sedang-sedang saja yaitu sebesar 2000-3000 kj (500-1000 kcal) dari tata-gizi yang biasanya direkomendasikan.Halini akanm menyebabkan kehilangan air dan LBM yang lebih kecil, serta kecil kemungkinan untuk terjadinya malnutrisi. Lebih disukai adalah tata-gizi yang terdiri dari CHO komplex, sumber-sumber protein yang bebas lemak, dan pengurangan asupan makanan yang mengandung lemak tinggi dan gula tinggi. Tata-gizi tinggi CHO lebih dianjurkan karena lebih menyenangkan dan membantu memelihara cadangan sumber energio untuk latihan. Tata-gizi dengan pembatasan CHO akan disertai dengan balans nitrogen yang negatif (= kehilangan protein), mual katosis dan menurunnya kapasitas kerja dan daya tahan.
2)      Kecepatan penurunan berat badan hendaknya tidak lebioh cep[at dari 1 kg/minggu. Pada minggu-minggu pertama penataan gizi berat badan seolah cepat m,enurun oleh karena disertai dengan hilangnya air. Kemudian bila tata-gizi berlanjut, penurunan berat badan biasanya melambat.
3)      Idealnya Atlet hendaknya berlatih dalam keadaan berat badan tidak lebih dari 1-2 kg di atas berat badan kompetitifnya. Strategi ini akan mencegah terjadinya reaksi buruk dan menurunnya penampiulan yang disebabkan oleh karena terpaksa menurunkan berat badan dalam jumlah besar melalui mekanisme dehidrasi dan pengurasan glikogen pada hari-hari menjelang kompetisi.
2.      Penambahan Berat Badan
Sasaran penambahan berat badan adalah mendapatkan massa otot (LBM) dan meminimalkan timbunan lemak. Massa otot hanya akan meningkat setelah menjalani masa pelatihan kekuatan yang adekuat, tidak dapat ditingkatkan hanya dengan lebih banyak makan, menambah protein atau makan suplemen protein.
Atlet dalam program peningkatan BB yang tepat, harus mengkonsumsi tata-gizi yang memenuhi kebutuhan nutrien di samping meningkatnya kebutuhan energi dan protein. Walaupun kebutuhan protein pada Atlat hanya sedikit lebih besar daripada pesantai, kebanyakan Atlet mengkonsumsi sejumlah protein yang nyata lebih besar dari pada yang direkomendasikan.Oleh karena itu suplemen protein sesungguhnya tidak diperlukan.
Bila Atlet mengubah asupan makanan untuk meningkatkan LMB, maka pasti akan terjadi peningkatan lemak tubuh, sekalipun disertai dengan latihan berat peningkatan BB = 0.5-0.7 kg/minggu,pada kebanyakan Atlet akan menyebabkan terjadinya penimbunan lemak.
Tata-gizi yang direkomendasikan untuk meningkatkan berat badan hendaknya tetap volume CHO yang besar, maka makanan hendaknyas ditata dalam sajian yang lebih kecil dan sering, termasuk snacks yang juga harus bernilai nutrisi.
Suatu penambahan berat badan dengan ukuran lipat-kulit (skin fold) yang tetap atau yanmg menurun menunjukkan penambahan LBM, sedangkan bila disertai dengan meningkatnya lipat-kulit, menunjukkan adanya peningkatan massa lemak.
D.    PENGUKURAN BERAT BADAN IDEAL
Untuk menentukan berat badal ideal dapat menggunakan pengukuran indek massa tubuh (Nur Ichsan Halim, 2011:158)


IMT =
Berat Badan 
Tinggi Badan x  Tinggi Badan

Keterangan:
·       IMT                 : Indeks Masa Tubuh (Body Mass Indekx)
·       BB (kg)           : Berat badan dengan satuan Kilogram
·       TB (m)2           : Tinggi badan dengan satuan meter

Tabel 1 Norma penilaian IMT, yaitu:
IMT Pria
IMT Wanita
Status
<19,50
<18,50
Low
19,50 - 25,49
18,50 – 23,49
Ideal
25,50 - 29,45
23,50 – 29,50
Overweight
Nur Ichsan (2010: 158)
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
pengaturan berat badan adalah  cara mengatur ukuran tubuh sehingga seseorang dapat menilai keadaan gizinya.
Olah raga pada umumnya menginginkan lemak tubuh yang rendah , berat badan yang rendah lebih disukai dari sudut pandang keindahan maupun penampilan. Akibat penurunan berat badan yang tidak tepat adalah cadangan glikogen yang tidak seimbang, kelemahan otot, dehidrasi, mudah tersinggung, anxietas, kelelahan, gangguan pencernaan, dan malnutrisi. Sehingga akan menyebabkan berkurangnya kemampuan aerobic, kecepatan, koordinasi, kekuatan, status kesehatan yang jelek, dan pada akhirnya penampilan dan pelaksaanaan olahraga yang mengecewakan.
Sasaran penambahan berat badan adalah mandapatkan masa otot dan meminimalkan timbunan lemak. Masa otot hanya akan meningkat setelah menjalani masa pelatihan kekuatan yang seimbang, tidak dapat ditingkatkan hanya dengan lebih banyak makan, menambah protein. Atlet dalam peningkatan berat badan harus mengkonsumsi makanan yang bergizi dan memenuhi kebituhan gizi disamping meningkatkan asupan engergi dan protein. 
B.     SARAN
1.      atlet harus menjaga pola makanan dimana jumlah konsumsi makanan harus seimbang dengan jumlah aktivitas yang lakukan, sehingga tidak terjadi penumpukan/kelebihan makanan di tubuh kita.
2.      atlet agar mengerti pengaturan BB yang efektif.

1 komentar:

AGRESIVITAS DALAM OLAHRAGA

BAB 1 PENDAHUUAN A.     Latar belakang Dewasa ini sering dijumpai suatu tindakan-tindakan yang kurang terpuji dari berbagai kalang...