BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Hampir semua negara di dunia
ini menaruh perhatian besar terhadap kegiatan olahraga di negaranya, oleh
karena olahraga tidak hanya berperan dalam meningkatkan kesegaran jasmani
penduduk suatu bangsa, akan tetapi olahraga juga ikut serta
sebagai alat untuk membawa keharuman nama Bangsa dan Negara di forum
Internasional.
Di Indonesia prestasi olahraga yang
telah dicapai dari waktu ke waktu mengalami pasang surut diakibatkan oleh
berbagai faktor hambatan. Namun dalam dekade ini boleh dikatakan sedikit demi
sedikit mengalami kemajuan. Ini dapat dilihat pada beberapa cabang olahraga
yang telah mampu mengukir prestasi, baik cabang olahraga perorangan maupun
cabang olahraga beregu atau tim, seperti atletik, bulutangkis, sepaktakraw,
sepak bola dan lainnya.
Khusus di daerah
Sulawesi Selatan, prestasi olahraga yang telah dicapai khususnya pada cabang
olahraga sepak bola
sudah merupakan cabang olahraga yang mampu membawa nama harum daerah di tingkat
nasional. Hal ini terbukti dengan berhasilnya tim sepak bola Sulawesi Selatan dalam meraih beberapa
prestasi misalkan sebagai juara 2 pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di
Jawa Barat dan seperti yang kita ketahui klub PSM Makassar berlaga pada kanca
sepak bola tertinggi Nasional yaitu pada Liga 1 Gojek-Traveloka, dan bertengker
di posisi keempat klasemen sementara liga tersebut. Dengan keberhasilan tersebut
bukan berarti kita harus berhenti sampai disitu, akan tetapi dijadikan sebagai
pemicu untuk terus berusaha dengan
keras agar dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi lagi dan minimal dapat
mempertahankan prestasi yang telah dicapai.
Prestasi yang telah
dicapai tersebut tentu tidak dapat terjadi tanpa didukung oleh berbagai faktor
yang saling terkait. Seperti tersedianya pelatih yang baik, fasilitas dan alat
yang bermutu, organisasi yang baik serta adanya suasana dorongan dari
masyarakat maupun pemerintah, dan yang tidak kalah pentingnya adalah faktor
kemampuan atlet itu sendiri, dalam hal ini menyangkut tentang kemampuan fisiknya.
Peranan kemampuan fisik, program
latihan dan gizi sangat penting
dalam menunjang prestasi olahraga tidak perlu diperdebatkan lagi,
bagi yang memiliki kemampuan fisik yang tinggi tentu akan lebih berpeluang
untuk berprestasi. Seperti halnya pada olahraga sepak bola, untuk mencapai hasil
yang optimal, maka harus didukung dengan kemampuan fisik yang memadai. Hal ini
disebabkan karena tanpa kemampuan fisik maka sulit untuk mengembangkan dan
menguasai permainan
yang baik, begitu pula sebaliknya dengan kemampuan fisik yang memadai maka permainan akan dapat ditampilkan
dengan hasil baik.
Kemampuan
fisik yang baik di dapat dari latihan dan gizi yang dikonsumsi, yang berefek
langsung pada pemenuhan energi untuk keperluan latihan dan kompetisi. Energi
yang digunakan dalam latihan maupun kompetisi sangat berpengaruh pada performa
dan hasil dari suatu latihan atau pertandingan. Pada makalah ini akan membahas
tentang energi yang predominan yang digunakan dalam permainan sepak bola,
bentuk latihan, otot yang terlibat, serta efek dari latihan terhadap
peningkatan energi predominan tersebut.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Energi apa
yang predominan dalam permainan sepak bola?
2.
Bagaimana
mengetahui bentuk latihan dalam permainan sepak bola?
3.
Bagaimana
mengetahui otot terlibat dalam latihan permainan sepak bola?
4.
Bagaimana
mengetahui efek latihan dalam permainan sepak bola?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui
energi yang predominan dalam permainan sepak bola.
2.
Untuk
mengetahui bentuk latihan dalam permainan sepak bola.
3.
Untuk mengetahui
otot yang terlibat dalam latihan permainan sepak bola.
4.
Untuk
mengetahui efek latihan dalam permainan sepak bola.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sepak Bola
Sepak bola adalah
cabang olahraga yang
menggunakan bola yang
umumnya terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing
beranggotakan 11 (sebelas) orang pemain inti dan beberapa pemain cadangan.
Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta
orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia. Sepak
bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola ke gawang lawan.
Sepak bola dimainkan dalam lapangan terbuka yang berbentuk persegi panjang, di
atas rumput atau rumput
sintetis.
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dengan
menetapkan peraturan-peraturan dasar dan menjadi sangat digemari oleh banyak
kalangan.
Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama
pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini
dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga
mendukung larangan untuk memainkan sepak bola. Pada tahun 1815, sebuah
perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah.
Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada
tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku
untuk permainan tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas
antara olahraga rugby dengan
sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai
dilarang dalam sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa
oleh pelaut, pedagang, dan
tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi
sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai
kompetisi dimainkan diberbagai negara. Olahraga ini juga digemari terutama
mulai abad ke-16
Secara umum, hanya penjaga
gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau lengan di
dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya diizinkan
menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya dengan kaki untuk
menendang, dada untuk
mengontrol, dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang mencetak gol paling
banyak pada akhir pertandingan menjadi pemenangnya. Jika hingga waktu berakhir
masih berakhir imbang, maka dapat dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun adu
penalti, bergantung pada format penyelenggaraan kejuaraan. Dari sebuah
pertandingan resmi, 3 poin diberikan kepada tim pemenang, 0 poin untuk tim yang
kalah dan masing-masing 1 poin untuk dua tim yang bermain imbang. Meskipun
demikian, pemenang sebuah pertandingan sepak bola dapat dibatalkan
sewaktu-waktu atas skandal dan tindakan kriminal yang
terbukti di kemudian hari. Sebuah laga sepak bola dapat dimenangkan secara
otomatis oleh sebuah tim dengan 3-0 apabila tim lawan sengaja mengundurkan diri
dari pertandingan (Walk Out).
Peraturan pertandingan secara umum diperbarui setiap tahunnya
oleh induk organisasi sepak bola internasional (FIFA), yang juga
menyelenggarakan Piala Dunia setiap empat tahun sekali. Lama
permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15
menit di antara kedua babak. Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan
perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama
kuat maka diadakan adu penalti. Wasit dapat menentukan berapa waktu
tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat
pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian
lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage
time.
B.
Energi Yang
Predominan Dalam Sepak Bola
Kinerja
manusia memerlukan energi. Energi tersebut berasal dari bahan makanan yang
dimakan sehari-hari. Tujuan makan antara lain untuk pertumbuhan, mengganti
sel-sel yang rusak dan untuk kontraksi otot. Dengan kegiatan olahraga seperti bersepeda, berenang
dan berjalan adalah mungkin untuk memperkirakan kontribusi relatif
masing-masing sistem energi.
Begitupula dengan bermain sepak bola, olahraga sepakbola merupakan jenis olahraga yang
komplek, dalam segi atlet maupun strategi yang berperan didalamnya. Berkaitan dengan olah fisik yang
dominan, seperti yang kita ketahui bersama dimana pengolahan energi saat
berolahraga dibagi tiga sistem utama yang tersedia untuk produksi energi dalam otot: sistem
ATP-PC untuk ledakan intensitas tinggi pendek, dan sistem glikolisis anaerob untuk semburan antara intensitas yang relatif
tinggi (sistem ini menghasilkan by- produk laktat ion dan ion hidrogen, dikenal sebagai asam laktat), serta ada sistem aerobik untuk usaha
panjang intensitas rendah sampai sedang. Aerobik merupakan pengolahan energi yang
melibatkan oksigen sedangkan anaerobik adalah pengolahan energi tanpa bantuan
oksigen.
Tampaknya
masuk akal untuk mengasumsikan bahwa selama pertandingan sepak bola ketiga
sistem energi yang dibutuhkan, seperti intensitas bervariasi dari rendah sampai
sangat tinggi. Namun, karena tidak jelas hanya seberapa cepat, berapa
banyak dan berapa lama sprint tersebut, dan betapa mudah dan berapa lama waktu
yang dipakai, sehingga sulit untuk menentukan yang mana dari sistem energi yang
paling penting
Laju permainan sepak bola kompetitif dapat dinyatakan sebagai jarak tertutup, yang
dapat diuraikan lebih lanjut menurut kategori aktivitas. Pemain pada tingkat
profesional mencakup 10-14 km dalam permainan, biasanya dengan penurunan
intensitas menjelang akhir (Reilly, 2007).
Pada olahraga sepak bola
sistem energi yang digunakan adalah sistem aerobik dan anaerobik. Dilihat
dari aktivitas dalam permainan sepak bola selama 2 x 45 menit, jelas
menggunakan system energi predominan aerobik. Namun dalam permainan 2 x 45 menit terdapat gerakan-gerakan
yang ekplosif, baik dengan atau tanpa bola. Gerakan-gerakan ekplosif
tersebut dilakukan secara berulang-ulang dengan diselingi waktu recovery
yang cukup untuk bekerjanya sistem anaerobik. Tanpa ditunjang dengan sistem anaerobik, maka gerakan-gerakan eksplosif tidak dapat berlangsung dalam
waktu relatif lama. Hal ini dikarenakan sistem energi aerobic tidak
cukup untuk mengkafer gerakan-gerakan yang bersifat anaerobik, sehingga
terjadi penurunan intensitas atau berhenti dulu untuk menunggu suplai
energi yang disediakan oleh sistem anaerobik.
Untuk gerakan-gerakan
yang lainnya, seperti jalan, jogging dan lainya tetap dikafer dengan
sistem pembentukan energi aerobik. Besarnya hasil sistem energi aerobik terhadap sistem anaerobik ini merupakan dasar penentuan
sistem predominan dalam suatu cabang olahraga. Pada cabang olahraga sepak bola, sistem energi
aerobik jauh lebih besar dari pada sistem anaerobik, dengan demikian
olahraga sepak bola secara komulatif 2 x 45 menit menggunakan energi
predominannya adalah aerobik.
Seperti apa yang disebutkan diatas olahraga sepakbola merupakan
jenis olah energi yang komplek, dalam sebuah permainan sepakbola seorang pemain
rata-rata melibatkan 60% menggunakan energi aerobik dan 40% menggunakan energi anaerobik. Menurut Reilly (2007) rata-rata pemain
melakukan satu kali gerakan sprint atau usaha habis-habisan dengan waktu selama
30 detik sampai 90 detik yang menggunakan energi anaerobic.
Namun nilai tersebut
dapat berubah sesuai dengan determinasi permainan atau kondisi serta mentalitas
dan semangat pemain saat bermain.
Berikut rincian penggunaan (olah) energi yang dilibatkan saat permainan sepakbola:
Berikut rincian penggunaan (olah) energi yang dilibatkan saat permainan sepakbola:
- Jogging
(menjelajah ) 40% - aerobik
- Sprint
defending 5% - anaerobik
- Sprint
- berlari dengan bola 5% - anaerobik
- Passing
& Kontrol 20% - aerobik
- Feinting
- Menjaga bola, benturan badan 5% - anaerobik
- Keluar
dari tekanan - feinting 5% - anaerobik
- Tendang
bola ke gawang ( shooting ) 5% - anaerobik
- Takling,
sleeding, mengambil bola, blok, intersep 10% - anaerobik
- Heading
5% - anaerobik
Pemahaman
sistem energi predominan pada cabang olahraga sangat penting untuk
menentukan secara tepat bentuk latihan yang sesuai agar dapat meningkatkan
prestasi atlet (Fox, dkk, 1988). Misalnya untuk cabang olahraga dengan
energi predominan anaerobik, bentuk latihan diprioritaskan untuk
meningkatkan kapasitas anaerobik. Untuk menentukan sistem energi
predominan pada cabang olahraga dapat diperkirakan dasarnya pada aktivitas
fisik yang dominan dan lama waktu yang dibutuhkan pada olahraga tersebut.
C.
Otot Yang
Terlibat Dalam Permainan Sepak Bola
Merujuk pada
sebelumnya diatas, dapat pahami bahwa tipe serabut otot
yang digunakan pada permainan sepak bola adalah otot tipe I (slow twitch)
dengan presentasi 60 % dan tipe serabut otot tipe IIb dan IIa sebesar 40%
(Fast Twitch), dengan otot yang
berperan yaitu sebagai berikut:
1.
Pengerak Utama
Ø Musculus quadriceps femoris, biceps
femoris dan musculus tibialis anterior, tibialis posterior, dipakai dalam gerakan menendang.
Ø Musculus bicep femoris, dan
musculus quadriceps femoris, dipakai pada gerakan menendang, lari dan bertahan.
Ø Musculus bicep femoris, dipakai pada saat shooting, lari dan bertahan.
2.
Penggerak Antagonis
Musculus
bicep femoris, dan musculus quadriceps femoris, terjadi pemendekan
otot pada muschulus bicep femoris dan pemanjangan otot pada musculus quadriceps
femoris.
3.
Pengerak Sinergis
Pada gerakan menendang,
menahan dan menggiring yaitu:
o
Musculus gluteus maximus.
o
Musculus quadriceps femoris.
o
Musculus bicep femoris, semitendinousu dan semimembranousus.
o
Musculus tibialis anterior dan tibialis posterior.
4.
Pegerak Stabilitas
·
Musculus tensor fascia latae.
·
Musculus gastrocnemius.
·
Musculus tibialis anterior dan tibialis posterior.
D.
Bentuk
Latihan Dalam Sepak bola
Latihan secara umum
(ditinjau dari kemampuan dasar/kemapuan fisik) dapat dibagi menjadi dua yaitu:
(1) latihan aerobik (latihan daya tahan), dan (2) latihan anaerobik yang
terdiri dari latihan-latihan jenis sprint dan latihan-latihan jenis power
(kekuatan-kecepatan). Latihan tersebut pada hakikatnya merupakan kesinambungan
latihan dari rentang latihan daya tahan (aerobik) ke latihan kekuatan-kecepatan
(anaerobik), intensitas kontraksi dan banyaknya kontraksi pada latihan
endurance adalah kebalikan dari latihan kekuatan, sehingga dampak latihan daya
tahan terhadap adaptasi kardiovaskular, respirasi, otot rangka dan olahdaya
serta hubungannya dengan penampilan latihan (Giriwijoyo, 2017). Berikut beberapa comtoh latihan yang melibatkan
latihan anaerobik dan latihan aerobik:
1.
Latihan Fartlek
a.
Pengertian
Lari fartlex diciptakan oleh Gosta
Homer dari Swedia. Lari fartlek adalah jenis olahraga lari yang dilakukan di
alam terbuka yang terdapat bukit-bukit, belukar, selokan-selokan untuk
dilompati, tanah berpasir, tanah rumput, tanah lembek dan sebagainya. tujuannya
adalah untuk membangun, memelihara, dan mengembalikan kondisi tubuh. Lari
fartlek sangat baik untuk latihan bagi semua cabang olah raga yang memerlukan
ketahanan kondisi tubuh.
Dalam sistem latihan ini atlit dapat
menentukan sendiri tipe, intensitas dan lamanya latihan atau aktivitas
tergantung dari keadaan dan kondisi atlit pada saat itu. Dengan demikian atlit
bebas untuk bermain dengan kecepatannya sendiri. Bebas untuk menentukan tempo
larinya sendiri.
b.
Cara Melakukan Fartlex
Fartlex biasanya dilakukan dengan
lari-lari lambat yang kemudian divariasi dengan sprint-sprint pendek yang
intensif dan lari jarak menengah dengan kecepatan yang konstan yang cukup
tinggi. Jadi variasi ini dapat dilakukan oleh atlit tergantung dari kondisi atlit.
Apabila terasa lelah boleh lari pelan-pelan, bahkan diperbolehkan berjalan. Dan
bila merasa kuat lagi, bisa lari lagi, atau sprint, dan sebagainya. Oleh karena
itu sistem latihan ini disebut fartlex yang artinya bermain-main dengan
kecepatan. Oleh karena itu harus berlari di alam terbuka yang lapangannya
berfariasi dlam topografinya, dan dengan pemandangan alam yang berubah-ubah.
Selain dapat memperlambat datangnya lelah, akan tetapi lebih cepat
mengembangkan daya tahan dibandingkan latihan lari di lintasan lari yang rata
dan membosankan., seperti di stadion. Jadi lari fartlex juga dapat dijadikan
obat kebosanan bagi latihan yang monoton.
c.
Macam-macam Latihan Lari
Fartlex:
-
Lari secara terus-menerus. Latihan ini dapat
memeperbaikai keseimbangan antara pengeluaran tenaga dan pengambilan oksigen
selama berlangsungnya latihan. Latihan ini dilakukan diatas tanah yang tidak
terlalu bergelombang: lari 5 sampai 20 km dapat dilakukan dengan
langkah-langkah yang sedang tanpa adanya perubahan kecepatan langkah secara tiba-tiba.
(catatan: denyut nadi tidak boleh lebih dari 150 permenit).
-
Lari dengan kecepatan dan jarak
yang bervariasi. Olah raga ini dapat memperlancar dan memperbaiki ketahanan
organ-organ tubuh dan bagian-bagian lain dari tubuh si pelari. Latihan sebaiknya
di tanah lapangyang sangat bervariasi, yaitu kira-kira 10-12 km. lari lambat
diutamakan. Walaupun demikian, lari-lari yang berfariasi sebaiknya
diperpanjang pada kecepatan yang sedang 200-600meter. lari cepat 100-150 meter,
lari dipercepat 25-50 meter, dan lari naik turun 40-80 meter. Lari-lari dan
variasi yang berganti-ganti seperti ini diselingi dengan jalan sewaktu-waktu.
-
Lari Di Bukit-bukit: Tujuan
lari mendaki ini ialah agar mendapatkan otot-otot yang kuat.
Macam-macam lari dibukit-bukit: (1) Lari jarak pendek 30-60 meter dilakukan di
tempat yang curam dilakukan 5-10 kali dengan istirahat cukup. Tujuannya untuk
memperbaiki tenaga dan kecepatan. (2) Lari jarak sedang: Menempuhn jarak 60-80
meter. Tidak dilakukan di tempat yang terlalu curam (3) Lari jarak panjang:
100-150 meter. melalui lereng-lereng yang tidak curam jarak pelari yang satu
dengan yang lainnya berdekatan tapi tanpa adanya rasa ketegangan yang
berlebihan. Dilakukan 15-20 kali. diselingi dengan istirahat yang pendek tetapi
aktif. Hal ini akan menambah daya tahan organ tubuh. (4) Lari di sekitar
bukit-bukit: 400-800 meter naik turun bukit.
2.
Latihan Interval
Latihan interval atau interval training adalah suatu sistem
latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa istrahat.
Latihan interval sangat dianjurkan karena hasilnya memang sangat positif bagi
perkembangan daya tahan maupun stamina atlet (Harsono, 1988). Berikut contoh latihan interval:
a.
Jogging dan sprint
Untuk melatih
akselerasi dan stamina Anda saat berlari di lapangan, Anda bisa melakukan latihan
interval lari. Caranya cukup mudah. Mulailah dengan jogging seperti biasa selama dua menit.
Kemudian, tambah kecepatan lari Anda jadi lari sprint selama kira-kira
30 detik.
Setelah itu
turunkan lagi kecepatan Anda sampai jadi jogging untuk 30 detik. Lalu
lari cepat lagi selama 30 detik. Untuk hasil yang maksimal, Anda bisa pakai timer
untuk menandai kapan harus mengganti intensitas dan kecepatan lari.
Anda bisa
melakukan latihan ini selama lima sampai lima belas menit. Kalau Anda belum
biasa dengan latihan interval, mulai dari empat sampai lima menit saja. Karena
latihan fisik ini cukup berat, jangan berlatih selama lebih dari setengah jam.
b.
Naik sepeda di
perbukitan
Bila
Anda suka naik sepeda, pilih lintasan yang ideal untuk
latihan interval, misalnya perbukitan. Jalan yang naik turun bisa jadi tempat
yang baik untuk menyelingi intensitas fisik Anda. Misalnya saat jalanan
menanjak, intensitas Anda mengayuh tentu jadi lebih berat. Kemudian saat
jalanan menurun, Anda bisa sedikit beristirahat.
Naik
sepeda sambil berlatih interval juga akan membantu Anda menjaga keseimbangan
sambil menyesuaikan akselerasi. Ingat, batasi durasi latihan Anda karena
latihan ini sudah cukup intens bagi tubuh.
3.
Latihan Circuit Training
Sistem latihan ini diperkenalkan oleh Morgan dan Adamson tahun 1953 di
University of Leeds di Inggris, menjadi semakin populer dan diakui oleh banyak
pelatih, ahli-ahli pendidikan jasmani, dan atlet sebagai suatu sistem latihan
yang dapat memperbaiki secara serempak fitness keseluruhan dari tubuh yaitu
komponen power, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, mobilitas dan komponen
fisik lainnya (Harsono, 1988). Karena itu
bentuk-bentuk latihan dalam circuit training biasanya adalah kombinasi dari
semua unsur fisik. Berikut salah satu contoh latihan circuit atau circuit
training yang terdeiri dari 5 pos untuk satu sesi latihan:
Ø Pos 1 Squat (berkenaan dengan otot betis) bisa dengan menambah beban di bahu
ataupun tidak.
Ø Pos 2 Skipping
Ø Pos 3 Leg Press Machine
(otot bagian paha dan otot kaki lainnya)
Ø Pos 4 Sprint (melatih daya tahan
anaerobic)
Ø Pos 5 Box Jump
Tata cara melakukan Box Jump yaitu:
- Siapkan box gym atau sebuah kotak yang kuat (karena
untuk mendarat) kira kira tingginya 40 meter
- Posisikan diri Anda di belakang box tersebut
- Lompatlah dan mendarat diatas box tersebut dengan
kedua kaki secara bersama
- Lalu lompat kembali ke posisi awal dan ulangi sebanyak
yang Anda targetkan
E.
Efek Latihan
Dalam Sepak Bola
1.
Interval
Banyak
atlet yang sudah mengetahui keuntungan yang didapat dari latihan interval atau high intensity interval training (HIIT). HIIT
sendiri merupakan sekumpulan gerakan anaerobik yang dilakukan secara intens
dengan waktu yang singkat dan waktu istirahat yang singkat pula. Namun dengan
waktu yang singkat tersebut, Anda justru mendapatkan hasil yang maksimal.
Idenya
sederhana: Anda hanya perlu waktu singkat untuk latihan dan mendapatkan
perubahan yang besar dalam tubuh Anda, kata Brent C. Ruby, Ph.D., direktur dari
Montana Center for Work Physiology and Exercise Metabolism di University of
Montana. Dengan melakukan HIIT, Anda akan memperoleh beragam manfaat yang
secara ilmiah sudah dibuktikan.
a.
Tubuh Anda tetap membakar kalori selama berjam-jam ke
depan. “HIIT akan membakar lebih banyak kalori saat latihan dan setelahnya
daripada latihan aerobik yang dilakukan terus-menerus,” kata ahli fisiologi
Scott Weiss, C.S.C.S. Ia juga mengatakan bahwa intensitas yang meningkat secara
mendadak saat melakukan HIIT akan meningkatkan pengeluaran kalori, sehingga
kalori dibakar lebih banyak. Lebih hebatnya lagi, tubuh Anda akan aktif
membakar kalori selama dua jam setelah latihan.
b.
Anda akan cenderung tetap melakukannya. Menurut ahli fisiologi
lainnya, Tom Holland, C.S.C.S., HIIT lebih menyenangkan untuk dilakukan
daripada latihan lain yang intensitasnya lebih rendah, seperti melakukan jogging
yang cenderung membosankan.
c.
HIIT dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Satu menit
saja Anda melakukan latihan intensitas tinggi saat Anda melakukan latihan
intensitas sedang akan meningkatkan ketahanan tubuh Anda dan juga kesehatan
tubuh secara menyeluruh, seperti tekanan darah yang membaik dan peredaran darah
lancar. Daya tahan tubuh yang meningkat tersebut akan terbawa pada
latihan-latihan Anda lainnya di kemudian hari.
d.
Secara waktu lebih efisien. Anda tentu sudah mengetahui
hal ini. Bagi orang yang hanya memiliki sedikit waktu untuk berolahraga, HIIT
adalah latihan yang cocok untuk mereka. Namun, pernyataan ini juga diperkuat
oleh sains. “Anda akan mendapatkan hasil yang sama, atau bahkan lebih, hanya
dalam waktu setengah dari total latihan dengan intensitas yang rendah,” kata
Holland, mengutip sebuah studi tahun 2013 dalam Journal of Physiology. Studi
tersebut menemukan orang yang bersepeda selama 40-60 menit dengan intensitas
sebesar 65% selama lima kali seminggu, dibandingkan dengan mereka yang
melakukan latihan interval dengan melakukan sprint dalam waktu 12 menit
selama tiga kali seminggu, melihat hasil yang sama, termasuk meningkatnya
sensitivitas insulin.
e.
Gerakan yang bervariasi. Tidak hanya lari interval atau
bersepeda, Anda bisa mengkombinasikan gerakan-gerakan lain saat melakukan HIIT.
Misalnya melakukan burpees, lunges, squat, serta push-up.
Dengan begitu Anda tidak akan merasa bosan.
f.
HIIT baik untuk kesehatan jantung Anda. Menurut Weiss,
HIIT akan meningkatan fleksibilitas dan elastisitas dari pembuluh darah lebih
baik daripada latihan aerobik biasa. Bahkan, HIIT bukan hanya aman bagi
jantung, tetapi juga dapat lebih ditolerir dari latihan biasa pada orang yang
memiliki penyakit arteri koroner.
3.
Fartlek
Manfaat
dari latihan Fartlek yaitu sebagai berikut:
a.
Memperlancar peredaran
darah. Latihan fartlek dapat
melancarkan peredaran darah anda berbeda dengan manfaat wall sit,
dengan melakukan gerakan lari maka jantung akan bekerja memompa darah lebih
cepat dan mengalirkannya ke seluruh tubuh tanpa adanya hambatan. Ini dapat
menghilangkan kebiasaan bagi anda yang sering mengalami kesemutan, kram hingga
mati rasa.
b.
Memperlambat Datangnya
Lelah. Dengan memainkan tingkat kecepatan pada lari fartlek, anda bisa
memulai dari kecepatan yang rendah terlebih dahulu. Dengan melakukannya secara
perlahan kemudian cepat berbeda dengan manfaat olahraga lunge, anda
dapat memperlambat datangnya lelah saat olahraga dengan hasil yang maksimal.
Ketahanan tubuh anda pun akan meningkat drastis.
c.
Membakar kalori. Latihan fartlek
merupakan sebuah olah raga yang dapat membakar kalori serta lemak yang menumpuk
di tubuh anda secara efektif. Adapun manfaat yang akan anda peroleh setelah
lari fartlek yaitu bentuk tubuh anda akan menjadi lebih baik. Biasanya anda
akan mengalami penyusutan lemak di bagian- bagian tubuh tertentu seperti bagian
perut, lengan, paha, dan betis. Selain itu beberapa bagian tubuh yang
menggelambir akan lebih kencang kembali, seperti kencangnya bagian pantat dan
payudara.
d.
Menyehatkan Jantung. Latihan fartlek
merupakan salah satu jenis olah raga kardio dimana jantung anda akan ikut
terpacu seiring anda melakukannya. Dengan kerja jantung yang terpacu, hal ini
juga akan membuat jantung anda berolah raga sehingga tidak hanya tubuh saja
yang mengalami peningkatan ketahanan, begitu pula dengan jantung. Jantung anda
akan lebih sehat dan tidak mudah terkena penyakit jantung seperti serangan
jantung mendadak hingga jantung koroner.
4.
Circuit Training
Circuit Training
sangat berpengaruh terhadap daya tahan kardiovaskuler, dan dapat menguatkan
otot-otot pernafasan sehingga hal tersebut memberikan manfaat yang besar
terhadap pemelihaaran kebugaran jantung dan paru-paru. Karena dalam latihan
circuit ini melibatkan tiga variabel yaitu : Intensitas, Repetisi dan
Durasi.
Latihan menggunakan
circuit training sangatlah membantu untuk pelatih dan juga atlet, karena lebih
mudah dalam membuat variasi bentuk latihannya, sehingga dapat menghemat waktu,
tempat latihan serta mampu mentoleransi perbedaan kemampuan individu si-atlet.
Bagi atlet yang latihan secara rutin akan mempunyai jantung yang lebih besar,
dengan demikian volume darah sedenyut (stroke volume=SV) akan meningkat. Dengan
meningkatnya volume darah sendenyut maka pemenuhan kebutuhan oksigen ataupun
membuang karbondioksida akan lebih mudah. Atlet yang terlatih dalam daya tahan
aerobik denyut nadi minimalnya akan di bawah 60 kali permenit, bahkan bisa
lebih rendah dari 50 kali permenit (smit dan Fernhall, 2011). Sumber dari
skripsi Dea Linia Romadhoni (Pengaruh Pemberian Circuit Training Terhadap Peningkatan Vo2max
Pemain Futsal).
Dengan melakukan latihan circuit
training secara teratur dan benar maka banyak keuntungan yang diperoleh dari
circuit training ini, diantaranya:
a.
Melatih kekuatan jantung dan
menurunkan tekanan darah sama baiknya dengan latihan aerobic.
b.
Melatih semua anggota tubuh
(total body workout).
c.
Ketahanan, daya tahan otot akan
terlatih dan kemampuan adaptasi meningkat.
d.
Membentuk otot yang terdefinisi
jelas dan kering.
c.
Waktu yang digunakan untuk
circuit training lebih cepat daripada waktu yang digunakan untuk olahraga lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa untuk olahraga sepak bola yang berlangsung selama 2 x 45
menit menggunakan
energi predominannya adalah aerobic, dikarenakan dalam permainan sepak bola
gerakan-gerakan atau teknik yang digunakan kebanyakan melibatkan metabolisme
aerobic dengan tipe serabut otot merah atau otot tipe I, sementara untuk
beberapa gerakan atau teknik lainnya seperti berlari mengambil bola, atau
sprint dan melompat membutuhkan metaolisme anaerobic dengan tipe serabut oto
putih atau tipe Iia dan IIb. Dengan
presentasi untuk satu orang pemain sepakbola rata-rata melibatkan 60 % menggunakan energi aerobik dan 40 % menggunakan energi anaerobik. Namun nilai tersebut dapat berubah sesuai
dengan determinasi permainan atau kondisi serta mentalitas dan semangat pemain
saat bermain.
Untuk jenis
latihan yang dapat digunakan untuk mengembangkan daya tahan serta mengembangkan
kondisi fisik dari seorang pemain dapat dipakai dengan latihan fartlek (fartlek
training), latihan interval (interval training) dan latihan circuit (circuit
training).
DAFTAR PUSTAKA
Giriwijoyo, S. (2017). Fisiologi Kerja dan Olahraga: Fungsi Tubuh
Manusia pada Kerja dan Olahraga. Jakarta: Rajawali Pers.
Harsono. (1988). Coaching
dan Aspel-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud.
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/futsal/latihan-interval-untuk-pemain-bola (diakses 29 april 2018)
http://irpan91.blogspot.co.id/2012/05/analisis-gerak-pada-cabang-olahraga.html\
(diakses 29 april 2018)
https://www.zonapelatih.net/2016/02/program-latihan-menggunakan-circuit.html (diakses 29 april 2018)
Reilly, T. (2007). The
Science of Training – Soccer: A scientific Approach to Developing Strength,
Speed and Endurance. London and New York: Routledge.
Mantap, trmksh
BalasHapusGood,Thanks
BalasHapus