Jumat, 26 Januari 2018

BENTUK LATIHAN DAN TES KEKUATAN OTOT


BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Olahraga mempunyai peran yang penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan olahraga merupakan barometer untuk mendorong pertumbuhan fisik dan perkebangan psikis. Dalam kehidupan moderen sekarang ini manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan olahraga, baik untuk meningkatkan prestasi maupun kebutuhan dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat.
Agar senantiasa mampu dan fit untuk melakukan aktivitas jasmaniah tersebut maka orang harus mengembangkan faktor-faktor fisiknya, misalnya kekuatannya, daya tahannya, ketrampilannya, dan unsur-unsur biomotorik yang lain. Orang juga harus selalu berada dalam kondisi yang lebih baik daripada kondisi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar selalu dapat mengatasi tekanan-tekanan hidup yang sering kali datang mendadak. Tekanan apapun yang bakal dihapainya dia berkewajiban untuk menyesuaikan dirinya dengan stres-stres tersebut, dan berusaha sekuat mungkin untuk mengatasinya. Olahraga dalam hal ini akan dapat merupakan alat yang baik untuk memperbaiki dan mengembangkan fitness yang sering dibutuhkan dalam keadaan-keadaan darurat dan tekanan-tekanan mendadak tersebut.
Dibandingkan dengan prestasi beberapa puluh tahun yang lalu prestasi olahraga baik prestasi olahraga Indonesia, maupun prestasi olahraga atlet-atlet dunia belakangan ini semakin memperlihatkan paningkatan. Prestasi olahraga yang semula dibayangkan orang sukar atau malah mustahil akan dapt dicapai, kini menjadi hal yang lumrah, dan jumlah atlet yang mampu untuk mencapai prestasi demikian kini semakin banyak.
Riset dalam berbagai bidang pun turut mendukung pengayaan dalam teori dan metodologi latihan. Demikian pula, berbagai disiplin dan su-disiplin ilmu yang erat hubungannya dengan olahraga telah dilibatkan untuk mendukung teori tersebut.
Setiap pelatih akan senantiasa berusaha untuk meningkatkan prestasi atlet-atletnya setinggi mungkin. Untuk itu, pelatih dengan sendirinya harus senantiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuannya di dalam teori dan metodologi latihannya.
Tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal tersebut latihan fisik adalah salah satu yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama.
Latihan fisik yang dilakukan secara teratur, sistematis dan berkesinambungan, serta dituangkan dalam sebuah program latihan akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata. Latihan fisik adalah suatu upaya yang disadari dan terprogram untuk membina kualitas fungsional dasar atlet ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal.
Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen harus dikembangkan (M. Sajoto, 1988: 57).
Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam program latihannya. Program latihan fisik haruslah direncakan secara baik dan sistematis dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik (Harsono, 1988: 152). Komponen kondisi fisik dasar terdiri dari: kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, daya tahan, reaksi, ketepatan, koordinasi. Dijelaskan lebih lanjut bahwa kondisi fisik sangat berhubungan dengan tingkat kemampuan seorang atlet dalam mencapai prestasi. (Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK Olahraga, 1999:5).
Sepuluh komponen fisik tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisahkan. Komponen-komponen fisik tersebut masing-masing memiliki peran yang berbeda sesuai dengan karakteristik yang dimiliki. Terlepas dari beberapa komponen kondisi fisik tersebut diatas, yang menjadi pengamat penulis pada makalah ini yaitu tentang kekuatan atau strength.

B.            Rumusan Masalah
1.      Apa itu kekuatan ?
2.      Bagaimana bentuk latihan kekuatan ?
3.      Bagaimana bentuk tes kekuatan ?
C.           Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kekuatan.
2.      Untuk mengetahui bentuk latihan kekuatan.
3.      Untuk mengetahui bentuk tes kekuatan.

 BAB II
PEMBAHASAN
A.           PENGERTIAN KEKUATAN
Kekuatan merupakan unsur terpenting dalam tubuh manusia seperti yang dikemukakan oleh Rusli Lutan, dkk (2000: 66) kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik seseorang secara keseluruhan. Sedangkan menurut Nurhasan (2005: 3) kekuatan adalah kemampuan sekelomopok otot dalam menahan beban secara maksimal. Secara sederhana kekuatan dapat diartikan sebagai kemampuan dari otot untuk mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktifitas.
Menurut Rusli Lutan, dkk (2000: 66) kekuatan dirinci menjadi tiga bagian yaitu:
1)             Kekuatan maksimum merupakan gaya atau tenaga terbesar yang dihasilakn oleh otot yang berkontraksi dengan tidak menentukan berapa cepat suatu gerakan dilakukan atau berapa lama gerakan itu dapat diteruskan.
2)             Kekuatan elastis adalah tipe kekuatan yang sangat diperlukan dimana otot dapat bergerak cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontraksi dan kecepatan gerak yang disebut  power.
3)             Daya tahan kekuatan adalah kemampuan otot-otot untuk terus-menerus menggunakan daya dalam menghadapai meningkatnya kelelahan. Daya tahan kekuatan adalah kombinasi antara kekuatan dan lamanya gerakan.
Sedangkan menurut Djoko Pekik Iriranto (2002: 66), kekuatan otot dapat didefenisikan sebagai kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan. Mengenai kekuatan otot menurut Len Kravits (2001: 6) kekuatan otot adalah kemampuan otot yang menggunakan tenaga maksimal, untuk mengangkat beban.
Kekuatan otot merupakan komponen kondisi fisik seseorang yang diciptakan oleh otot atau sekelompok otot yang digunakan tubuh serta melawan tahanan atau beban dalam aktifitas tertentu serta melindungi tubuh dari cidera. Dalam hubungannya dengan olahraga, kekuatan otot merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan hampir dalam setiap cabang olahraga.
Otot-otot yang kuat dapat melindungi persendian yang dikelilinginya kemungkinan terjadinya cidera karena aktivitas fisik. Menurut Harsono (1988: 177) “Strength” bisa digunakan untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik serta memegang peranan penting dalam melindungi atlit dari kemungkinan cidera.

B.            BENTUK LATIHAN KEKUATAN
Latihan-latihan yang cocok untuk memperkembang kekuatan adalah latihan-latihan tahanan (resistance excercises), dimana kita harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Agar efektif hasilnya, latihan-latihan tahanan haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga atlet harus mengeluarkan tenaga maksimal atau hampir maksimal untuk menahan beban tersebut.
Latihan-latihan tahanan, menurut type kontraksi ototnya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu latihan kontraksi isometris, latihan kontraksi isotonis dan latihan kontraksi isokinetis.
Dalam kontraksi isometris otot-otot tidak memanjang atau memendek sehingga tidak akan nampak suatu gerakan yang nyata, atau dengan kata lain, tidak ada jarak yang ditempuh. Akan tetapi, meskipun demikian, di dalam otot ada tegangan (tension), dan semua tenaga yang dikeluarkan di dalam otot diubah menjadi panas (heat). Kontraksi demikian disebut juga statis. Otot berusaha untuk memendek, akan tetapi tidak mampu untuk melakukannya. Contoh dari kontraksi isometris yaitu mendorong, mengangkat, atau menarik lemari besi, mobil, tembok dan sebagainya.
Dalam latihan isotonis akan nampak adanya gerakan dari anggota tubuh. Hal ini terjadi karena ada gerakan memendek dan memanjangnya otot, sehingga terdapat perubahan dalam panjang otot. Kontraksi ini disebut juga kontraksi dinamis.
Dalam latihan-latihan isotonik kita dapat memakai badan kita sendiri sebagai beban, akan tetapi oleh karena latihan-latihan tersebut harus merupakan progresive isotonic training yang makin lama makin membutuhkan bobot yang lebih berat, maka diperlukan beban yang tidak ada pada tubuh kita.
Latihan kontraksi isokinetis merupakan kombinasi dari isometrik dan isotonis yaitu dilakukan melalui alat-alat tertentu yang diatur sedemikian rupa sehingga jika latihan diawali dengan isometrik kemudia setelah beberapa detik terjadi kontraksi isotonis. Misalnya seseorang berusaha mendorong mobil yang direm, maka mobil tidak dapat bergerak setelah beberapa detik remnya dilepas maka mobil bergerak dan terjadilah kontraksi isotonis.
Latihan kekuatan otot terbagi atas latihan kekuatan otot bagian atas dan latihan kekuatan otot bagian bawah, berikut contoh bentuk latihan kekuatan otot:
1.             Latihan Kekuatan Tubuh Bagian Atas
1)   Push-up (Telungkup Dorong Angkat Badan)
a)        Tujuannya adalah melatih kekuatan dan daya tahan otot lengan.
b)        Cara melakukannya sebagai berikut.
1) Tidur telungkup, kedua kaki rapat lurus ke belakang dengan ujung kaki bertumpu pada lantai.
2) Kedua telapak tangan menapak lantai di samping dada, jari-jari menghadap ke depan, siku ditekuk.
3) Angkat badan ke atas hingga kedua tangan lurus, kepala, badan dan kaki berada dalam satu garis lurus.
4) Badan diturunkan kembali dengan cara menekuk lengan, sementara posisi kepala, badan dan kaki tetap lurus tidak menyentuh lantai.
5) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai merasa tidak kuat.
Latihan ini dilakukan secara bertahap, yaitu 10–15 kali dan 20 kali. Dari tahap ke tahap berikutnya diselingi istirahat ± 30 detik.
2)   Pull-up (Gantung Angkat Tubuh)
a. Tujuannya adalah melatih kekuatan dan daya tahan otot lengan.
b. Cara melakukannya sebagai berikut.
1) Sikap awal bergantung pada palang tunggal, jarak kedua tangan selebar bahu, posisi telapak tangan menghadap ke arah kepala, kedua lengan lurus.
2) Angkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan sehingga dagu berada di atas palang.
3) Badan diturunkan kembali dengan cara meluruskan lengan, sementara posisi kepala, badan, dan kaki tetap lurus.
4) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai merasa tidak kuat.
Latihan ini dilakukan secara bertahap, yaitu 10 kali, 15 kali, dan 20 kali. Setiap tahap diselingi waktu ± 30 detik.
3)   Latihan Kekuatan Otot Punggung (Back-up)
a. Tujuannya adalah melatih kekuatan otot punggung.
b. Cara melakukannya sebagai berikut.
1) Sikap awal: tidur telungkup, kedua kaki rapat lurus ke belakang, kedua tangan dengan jari-jari berkaitan diletakkan di belakang kepala (pergelangan kaki dapat dipegangi teman.
2) Angkat badan ke atas sampai posisi dada dan perut tidak lagi menyentuh lantai, kedua tangan tetap berada di belakang kepala.
3) Badan diturunkan kembali ke sikap awal.
4) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sebanyak mungkin.
Lakukan secara bertahap dimulai 10 kali, 15 kali, 20 kali, dan seterusnya, serta diselingi istirahat ± 30 menit.
2.             Latihan Kekuatan Bagian Bawah
1.    Squat Jump
a. Tujuan adalah melatih kekuatan otot tungkai.
b. Cara melakukan gerakan sebagai berikut.
1) Berdiri tegak salah satu kaki di depan, kedua tangan di belakang kepala.
2) Kedua kaki ditekuk sampai pantat menyentuh tumit, badan tetap tegak dan tangan tetap di atas kepala.
3) Meloncat ke atas sampai kedua kaki tergantung lurus.
4) Mendarat dengan menukar posisi kaki yang semula di depan menjadi di belakang, pantat menyentuh tumit.
5) Gerakan dilakukan berulang-ulang sampai merasa tidak kuat.
6) Gerakan dinyatakan gagal apabila
a) loncatan tidak penuh (kaki tidak tergantung lurus di udara)
b) tangan terlepas dari belakang kepala;
c) posisi kaki tidak ditukar;
d) pantat tidak menyentuh tumit.
Latihan ini dilakukan secara bertahap, yaitu 10 kali, 15 kali, dan 20 kali. Dari tahap ke tahap berikutnya diselingi istirahat ± 30 detik.
2.    Naik Turun Bangku
a. Tujuannya adalah untuk melatih kekuatan otot tungkai.
b. Cara melakukan sebagai berikut.
1) Berdiri tegak menghadap bangku.
2) Salah satu kaki dinaikkan ke bangku, disusul kaki yang lain.
3) Kaki diturunkan secara bergantian, posisi badan tetap tegak.
4) Gerakan dilakukan berulang-ulang sampai merasa tidak kuat.
Pada prinsipnya, latihan kekuatan dan daya tahan adalah gerakan dilakukan dengan berulang-ulang dan dilakukan menurut kemampuan tiap individu.

 C.           BENTUK TES KEKUATAN
Menurut Zaenul (2008), tes standar sering disebut juga dengan istilah tes baku hasil belajar. Secara operasional tes baku adalah tes yang dikonstruksi sesuai dengan spesifikasi tertentu dan telah teruji serta terpilih karakteristiknya, yang disertai dengan manual baku untuk pegujian, penskoran, norma, serta interprestasi hasilnya. Pendapat tersebut memberikan kejelasan kepada kita sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa kebakuan dari tes baku bukanlah pada isinya, tetapi lebih kepada prosedurnya, dan bukan pada peserta didiknya tetapi lebih pada akuntabilitas tesnya sendiri.
Tes kebugaran jasmani, penulis merujuk kepada tes yang dikembangkan oleh Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi Depdiknas yang telah menyusun rangkaian tes yaitu Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) yaitu sebagai berikut:
1.             Tes Kekuatan Pegangan (Hand Dynamometer)
Grip strength dilaksanakan untuk mengetahui kekuatan otot peras tangan. Kekuatan otot peras tangan juga termasuk dalam komponen kesegaran jasmani, maka sangat perlu untuk kekuatan otot ini tetap selalu dilatih untuk ditingkatkan kekuatannya.
a.              Alat yang digunakan dalam tes Grip Strenght ini adalah Grip Strenght Dynamometer atau Hand Dynamometer.Satuan dari alat ini adalah Kilogram (Kg)
b.             Prosedur Pelaksanaan Tes
1)   Pengukuran Otot Peras Tangan Kanan dan Kiri. Orang coba berdiri tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu.
2)   Pandangan lurus kedepan. Tangan memegang Grip Strenghtdynamometer Tangan harus lurus. Skala dynamometer menghadapkeluar atau kedepan. Jarum dynamometer berada  pada     angka   nol.
3)   Setelah itu, Grip Strenght Dynamometer diperas dengan sekuat tenaga
4)   Hanya dengan sekali perasan. Penekanannya tidak boleh dengan sentakan
5)   Tangan yang diperiksa maupun alat grip streng dynamometer tidak bolah tersentuh badan ataupun benda lain.
6)   Hasil tes dapat dilihat pada skala dynamometer.Dilakukan sebanyak 3 kali ,di ambil hasil yang terbaik.
7)   Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan peras otot tangan kanan pria dan wanita:
Kategori Prestasi pria (kg) Prestasi Wanita (kg)
Baik sekali 55.50 – keatas 42.50 – keatas
Bagus 46.50 – 55.00 32.50 – 41.00
Sedang 36.50 – 46.00 24.50 – 32.00
Cukup 27.50 – 36.00 18.50 – 24.00
Kurang SD – 27.00 SD – 18.00

2.             Tes Kekuatan Lengan (Beneh press I-RIM test)
a.              Jenis Tes: Push-Up semampu mungkin
b.             Tujuan: Mengukur kekuatan otot lengan dan tangan
c.              Alat dan peralatan
-       Tally counter
-       Lantai yang datar atau matras
-       Blangko dan alat tulis.
d.             Pengetes: 1 orang pencatat hasil dan 1 orang pengawas merangkap penghitug
e.              Pelaksanaan Tes
1)   Sebelum memulai tes dipastikan semua alat lengkap.
2)   Testee tengkurap dilantai , kedua tangan diletakkan didada, kedua kaki lurus, rapat dan tubuh simetris.
3)   Dengan aba-aba “Ya” testee berusaha mengangkat tubuh dengan kedua tangannya lurus.
4)   Seorang pengawas merangkap menghitung testee yang melakukan tes push-up.
5)   Tes dilakukan 2x
6)   Pencatatan hasil: Hasil yang dicatat adalah berapa kali testee dapat melakukan tes tersebut dngan benar dan semampu mungkin.
7)   Lakukan berulang-ulang dengan nilai A adalah 41 kali permenit.
Catatan : Dipastikan selama tes berlangsung seluruh tubuh terangkat keatas.

3.             Tes Kekuatan Otot Perut (The Curl Up Test)
a.              Jenis Tes: Sit-Up semampu mungkin
b.             Tujuan: Mengukur kekuatan otot perut
c.              Alat dan peralatan
Ø   Tally counter
Ø   Lantai yang datar atau matras
Ø   Blangko dan alat tulis.
d.             Pengetes: 1 orang pencatat hasil dan 1 orang pengawas merangkap penghitug
e.              Pelaksanaan Tes
1.        Posisi tubuh tidur terlentang
2.        Kaki menutup,menempel satu sama lain
3.        Lutut ditekuk kurang lebih 45 derajat, sehingga membentuk posisi kaki V- Sit Up
4.        Kedua tangan menyentuh belakang telinga.
5.        Setelah itu gerakkan tubuh bagian atas naik turun
6.        Ketika naik, perut dan dada harus sampai menyentuh paha
7.        Ketika turun, kepala tidak boleh sampai menyentuh lantai, tetapi pundak harus menyentuh lantai.
8.        Posisi tangan jari-jari tangan harus tetap menmpel disamping telinga.
9.        Jika pergerakan atau pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Maka tidak bisa dihitung.
10.    Perhitungan, jika dimulai dari posisi dibawah, maka duhitung sekali jika sudah turun lagi. Begitu juga sebaliknya. Jika dimulai dari atas, maka dihitung satu jika berada di posisi atas lagi.
11.    Lakukan berulang-ulang dengan nilai A adalah 41 kali permenit.

4.             Tes Kekuatan Tungkai/Lutut (Leg Dynamometer/CYBEX division of lumex)
a.              Tujuan: Mengukur kekuatan otot tungkai
b.             Jenis Kelamin: Laki-laki dan perempuan
c.              Alat/fasilatas: Leg Dynamometer
d.             Pelaksanaan :
             1.          Teste memakai pengikat pinggang, kemudian berdiri dengan membengkokkan kedua lututnya hingga membentuk sudut ± 450, kemudian alat pengikat pinggang tersebut dikaitkan pada leg dynamometer.
             2.          Setelah itu teste berusaha sekuat-kuatnya meluruskan kedua tungkainya.
             3.          Setelah teste itu meluruskan kedua tungkainya dengan maksimum, lalu kita lihat jarum alat-alat tersebut menunjukkan angka berapa.
             4.          Angka tersebut menyatakan besarnya kekuatan otot tungkai teste.
             5.          Penilaian : Skor terbaik dari tiga kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg, dengan tingkat ketelitian 0,5 kg 
Ø  Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Pria.
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 153.50 – keatas
Bagus 112.50 – 153.00
Sedang 76.50 – 112.00
Cukup 52.50 – 76.00
Kurang SD –52.00
Ø  Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Wanita
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 103.50 – keatas
Bagus 78.50 – 103.00
Sedang 57.50 – 78.00
Cukup 28.50 –57.00
Kurang SD –28.00

5.             Tes Kekuatan Pinggang/Togok (Back Dynamometer)
a.              Tujuan: Mengukur komponen kekuatan otot punggung
b.             Jenis Kelamin: Laki-laki dan perempuan
c.              Alat/fasilatas: Back Dynamometer
d.             Pelaksanaan :
                  1.               Teste coba berdiri, panggul dirapatkan di dinding, badan dibungkukkan ke depan.
                  2.               Kedua tangan lurus memegang dynamometer dengan kedua tangan lurus.
                  3.               Teste berusaha sekuat-kuatnya mengangkat badan ke atas, sehingga menuju pada sikap berdiri tegak.
                  4.               Alat tersebut menunjukkan angka yang menyatakan besarnya kekuatan kontraksi dari otot punggung tersebut.
e.              Penilaian : Besarnya kekuatan tarikan otot punggung teste dapat dilihatpada alat pengukuran setelah melakukan tes tersebut.

Ø  Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Pria.
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 153.50 – keatas
Bagus 112.50 – 153.00
Sedang 76.50 – 112.00
Cukup 52.50 – 76.00
Kurang SD –52.00
Ø  Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Wanita
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 103.50 – keatas
Bagus 78.50 – 103.00
Sedang 57.50 – 78.00
Cukup 28.50 –57.00
Kurang SD –28.00
  
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot merupakan komponen kondisi fisik seseorang yang diciptakan oleh otot atau sekelompok otot yang digunakan tubuh serta melawan tahanan atau beban dalam aktifitas tertentu serta melindungi tubuh dari cidera.
Latihan-latihan yang cocok untuk memperkembang kekuatan adalah latihan-latihan tahanan (resistance excercises), dimana kita harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Latihan-latihan tahanan, menurut type kontraksi ototnya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu latihan kontraksi isometris, latihan kontraksi isotonis dan latihan kontraksi isokinetis.
Bentuk tes dari kekuatan otot lengan menggunakan tes TKJI yang mana merupakan tes baku yang terdiri dari push up, pull up, sit up, dan lain sebagainya. Yang mana secara operasional tes baku adalah tes yang dikonstruksi sesuai dengan spesifikasi tertentu dan telah teruji serta terpilih karakteristiknya, yang disertai dengan manual baku untuk pegujian, penskoran, norma, serta interprestasi hasilnya.



DAFTAR PUSTAKA
Direktorral Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga. 1999. Petunjuk Pelaksanaan Teknis Penerimaan Siswa Ragunan dan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP).
EnsiklopediaPenjas. 2012. Macam-Macam Tes dan Pengukuran Kekuatan. (http://pendidikanjasmani13.blogspot.co.id/2012/11/macam-macam-tes-pengukuran-kekuatan.html) online, diakses: Tanggal 02 November 2016.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikilogis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma
-----------. 2015. Kepelatihan Olahraga, Teori dan Metodologi. Bandung. Rosda
Komarudin. 2016. Penilaian Hasil Belajar. Bandung. Rosda


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AGRESIVITAS DALAM OLAHRAGA

BAB 1 PENDAHUUAN A.     Latar belakang Dewasa ini sering dijumpai suatu tindakan-tindakan yang kurang terpuji dari berbagai kalang...