ASAS
DAN FALSAFAH PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH
Disusun Oleh:
FAZRI TAUHID
(162050401002)
PRODI
PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
PROGRAM
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Banyak pendapat tentang penjas yang
menganggap bahwa pekerjaan penjas adalah tugas yang paling ringan. Hanya dengan
berbekal peluit dan sebuah bola sambil berteduh di bawah pohon, pelajaran
berlangsung dengan sendirinya. Anak-anak dibiarkan bermain sendiri sampai tiba
waktunya masuk kembali. Itulah kesan umum tentang pendidikan jasmani di
indonesia dan seolah-olah sudah banyak ditemui di mana-mana.
Pandangan umum tersebut harus diubah
dan berusaha meyakinkan bahwa penjas sebagai pelajaran yang penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika selama ini penjas belum dilaksanakan
dengan baik, hal ini karena pemahaman tentang penjas belum sesuai dengan muatan
falsafah dan tujuan penjas yang sebenarnya.
Pendidikan jasmani merupakan bagian
penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau
ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak
sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang
diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna
bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk
mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada
kesehatan fisik dan mentalnya.
Pendidikan jasmani dan olahraga
merupakan salah satu disiplin ilmu yang digunakan dalam proses penyelenggaraan
pendidikan secara nasional. Sehingga diharapkan melalui konsep dasar teori
dapat diimplementasikan dalam perkembangan pendidikan jasmani dan olahraga. Serta
mampu rnengarahkan dalam menganalisis secara cermat gejala-gejala yang timbul
di berbagai negara maupun masyarakat sebagai akibat pelaksanaan sistem
pendidikan jasmani dan olahraganya masing-masing.
Pendidikan
jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau
anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk
memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan
keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu falsafah?
2.
Apa hakikat pendidikan jasmani?
3.
Bagaimana asas dan falsafah penjas di
sekolah?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari falsafah.
2.
Untuk mengetahui hakikat dari pendidikan jasmani.
3.
Untuk mengetahui asas dan falsafah penjas
di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian falsafah
Falsafah ialah suatu disiplin ilmiah yang mengusahakan kebenaran yang umum
dan asas. Perkataan falsafah dalam bahasa melayu berasal dari bahasa arab dan
yunani {philosopia}, yang bermaksud “cinta kepada hikmah” secara umumnya,
falsafah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Merupakan
suatu usaha pemikiran yang tuntas
2.
Tujuanya
adalah untuk mendapatkan kebenaran
Menurut Drs. Sidi Gazalba berfalsafah ialah mencari kebenaran tentang segala sesuatu yang
dipermasalahkan, baik pemikiran secara radikal sistematik maupun sejagat.
Apabila seseorang berpikir demikian dalam menghadapi masalah maka sangat erat
hubungannya dengan falsafah. Berfalsafah secara mudah dapat dimaksudkan sebagai memikirkan sesuatu
dengan mendalam. Berfikir
secara falsafah ini mengandung tiga ciri:
1.
Radikal ini bermaksud bahwa berfalsafah merupakan
corak pemikiran yang tuntas, dengan ini dapat terfikirkan secara mendalam
hingga sampai pada akar bagi suatu masalah.
2. Sistematik ialah berfikir logik, yang
bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran yang tersusun rapi.
3.
Sejagat ialah pemikiran tidak terbatas pada
bagian-bagian tertentu, tapi merupakan jawaban bagi suatu persoalan.
B.
Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia,serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan diartikan dengan sebagai ungkapan dan kalimat namun pada
akhirnya memiliki esensi yang sama dimana jika disimpulkan akan bermakna jelas
bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk pengembangan kebutuhan
manusia.
Pendidkan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk
total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas
fisik dan mentalnya pendidikan jasmani adalah suatu ilmu pendidikan yang memiliki
kajian yang begitu luas, yang memberikan peningkatan pada gerak fungsi, Lebih utamanya penjas berkaitan
dengan hubungan antara gerak seseorang dan wilayah pendidikan lainnya hubungan
dari perkembangan tubuh fisik dan fikiran serta jiwanya.
Inti
pengertiannya adalah mendidik anak melalui aktivitas jasmani atau olahraga.
Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah
gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar. Gerak itu dirancang secara
sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat
merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Pendidikan
jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah
peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan
antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan
tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya.
Fokusnya
pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan
aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang
tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan
perkembangan total manusia.
C.
Asas dan falsafah pendidikan jasmani di
sekolah
Pendidikan jasmani merupakan suatu
bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan umum. Lewat program penjas dapat
diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu. Tanpa
penjas, proses pendidikan di sekolah akan pincang. Ada tiga hal penting yang
bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu:
1.
Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa,
2.
Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang
kaya, serta
3.
Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-prinsip
gerak serta bagaimana menerapkannya dalam praktek.
Beberapa aspek-aspek penting dari
pendidikan jasmani yaitu sebagai berikut:
1.
Kebugaran dan kesehatan
Kebugaran dan kesehatan akan dicapai
melalui program pendidikan jasmani yang terencana, teratur dan
berkesinambungan. Dengan beban kerja yang cukup berat serta dilakukan dalam
jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan tersebut akan berpengaruh
terhadap perubahan kemampuan fungsi organ-organ tubuh seperti jantung dan
paru-paru. Sistem peredaran darah dan pernapasan akan bertambah baik dan
efisien, didukung oleh sistem kerja penunjang lainnya. Dengan bertambah baiknya
sistem kerja tubuh akibat latihan, kemampuan tubuh akan meningkat dalam hal
daya tahan, kekuatan dan kelentukannya. Demikian juga dengan beberapa kemampuan
motorik seperti kecepatan, kelincahan dan koordinasi.
2.
Keterampilan fisik
Keterlibatan anak dalam asuhan
permainan, senam, kegiatan bersama, dan lain-lain, merangsang perkembangan
gerakan yang efisien yang berguna untuk menguasai berbagai keterampilan.
Keterampilan tersebut bisa berbentuk keterampilan dasar misalnya berlari dan
melempar serta keterampilan khusus seperti senam atau renang. Pada akhirnya
keterampilan itu bisa mengarah kepada keterampilan yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
3.
Terkuasainya prinsip-prinsip gerak
Pendidikan jasmani yang baik harus
mampu meningkatkan pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan
tersebut akan membuat anak mampu memahami bagaimana suatu keterampilan
dipelajari hingga tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh
gerakannya bisa lebih bermakna.
4.
Kemampuan berpikir
Memang sulit diamati secara langsung
bahwa kegiatan yang diikuti oleh anak dalam pendidikan jasmani dapat
meningkatkan kemampuan berpikir anak. Namun demikian dapat ditegaskan di sini
bahwa pendidikan jasmani yang efektif mampu merangsang kemampuan berpikir dan daya
analisis anak ketika terlibat dalam kegiatan-kegiatan fisiknya. Pola-pola
permainan yang memerlukan tugas-tugas tertentu akan menekankan pentingnya
kemampuan nalar anak dalam hal membuat keputusan..
5.
Kepekaan rasa
Dalam hal olah rasa, pendidikan
jasmani menempati posisi yang sungguh unik. Kegiatannya yang selalu melibatkan
anak dalam kelompok kecil maupun besar merupakan wahana yang tepat untuk
berkomunikasi dan bergaul dalam lingkup sosial. Dalam kehidupan sosial, setiap
individu akan belajar untuk bertanggung jawab melaksanakan peranannya sebagai
anggota masyarakat. Di dalam masyarakat banyak norma yang harus ditaati dan
aturan main yang melandasinya. Melalui penjas, norma dan aturan juga
dipelajari, dihayati dan diamalkan.
6.
Keterampilan sosial
Kecerdasan emosional atau
keterampilan hidup bermasyarakat sangat mementingkan kemampuan pengendalian
diri. Dengan kemampuan ini seseorang bisa berhasil mengatasi masalah dengan
kerugian sekecil mungkin. Anak-anak yang rendah kemampuan pengendalian dirinya
biasanya ingin memecahkan masalah dengan kekerasan dan tidak merasa ragu untuk
melanggar berbagai ketentuan.
7.
Kepercayaan diri dan citra diri (self esteem)
Melalui pendidikan jasmani
kepercayaan diri dan citra diri (self esteem) anak akan berkembang. Secara umum
citra diri diartikan sebagai cara kita menilai diri kita sendiri. Citra diri
ini merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian anak. Dengan citra diri yang
baik seseorang merasa aman dan berkeinginan untuk mengeksplorasi dunia. Dia mau
dan mampu mengambil resiko, berani berkomunikasi dengan teman dan orang lain,
serta mampu menanggulangi stress.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan pendidikan jasmani adalah
memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang
dapat membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik,
mental, sosial, emosional dan moral. selain itu, kedudukan pendidikan jasmani
sangat begitu penting dikalangan masyarakat kita sekarang ini dimana dengan
adanya tekhnologi cenderung membuat masyarakat malas akan melakukan kegiatan
karena mereka lebih suka duduk asyik dengan alat elektroniknya, dan akibatnya
muncul penyakit yang tidak semestinya ia derita.
DAFTAR PUSTAKA
Ateng, A. Kadir. Pengantar asas-asas dan landasan pendidikan jasmani olahraga dan rekreasi.
Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal pendidikan
Tinggi. 1989
http://berachunk-amrank.blogspot.co.id/2012/10/tugas-makalah-asas-dan-falsafah-penjas.html
http://hadisafir.blogspot.co.id/2012/11/azas-dan-falsafah-penjaskes.html
http://suardi0204.blogspot.co.id/2010/09/asas-dan-falsafah-pendidikan-jasmani.html